Jakarta, Gatra.com – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman, merespons isu terkait batalnya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang rencananya digelar Mei mendatang. Ia memandang, tak seharusnya pembatalan itu justru membuat masyarakat Indonesia terpecah belah.

"Kalau sikap Gerindra, jangan sampai persoalan gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia justru membuat kita terpecah-belah, kita gontok-gontokan, kita saling salah-menyalahkan, kita saling serang-menyerang," kata Habiburokhman dalam acara diskusi virtual CNN Political Show bertajuk 'Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Game Changer Pemilu 2024?', pada Senin malam (3/4).

Baca Juga: Indonesia Gagal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Jokowi: Pusing Betul Ngurus Bola

Habiburokhman memandang, terpecahbelahnya masyarakat dapat menjadi tambahan permasalahan lagi di Indonesia. Padahal, menurutnya, keputusan FIFA untuk membatalkan status tuan rumah itu merupakan suatu hal yang disesalkan oleh seluruh pihak di Tanah Air.

"Kita enggak jadi tuan rumah Piala Dunia itu semua pihak saya pikir sama ya, semua kita menyesalkan kita enggak jadi tuan rumah Piala Dunia, tapi yang lebih bahaya lagi, kalau negara tidak jadi [tuan rumah] Piala Dunia ini, kita malah terpecah belah sebagai bangsa," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, FIFA resmi membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang rencananya digelar Mei mendatang. Keputusan itu diambil setelah pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, pada Rabu (29/3) lalu.

Sebagaimana disampaikan dalam rilisnya, keputusan FIFA itu dilandasi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini. Kendati demikian, FIFA tidak menjelaskan secara rinci mengenai situasi yang pihaknya maksudkan itu.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Bung Towel, Arya Sinulingga: RI Batal Piala Dunia U-20 Karena Isu Israel

Di samping itu, ada sejumlah pihak, termasuk partai politik dan figur-figur pemimpin daerah, yang menunjukkan sikap penolakan mereka atas kedatangan tim nasional Israel ke Indonesia untuk mengikuti ajang internasional itu di Tanah Air.

Meski tak disebut secara spesifik sebagai alasan pembatalan itu, sejumlah partai dan figur yang menyampaikan penolakan pun kerap menerima luapan kekesalan dari masyarakat Indonesia di dunia maya.